Kamis, 22 Mei 2008

MERUMUSKAN SEBELUM MENULIS

Sebelum menuangkan isi hati seorang penulis ke dalam sebuah tulisan, maka perlu dirumuskan terlebih dahulu hal-hal apa saja yang akan dituliskan. Semua data-data yang bersangkutan dengan tulisan yang akan dibuat dikumpulkan terlebih dahulu. Kemudian buatlah kerangka tulisan yang akan ditulis atau garis besarnya terlebih dahulu. Sertai tujuan dari membuat tulisan tersebut. Setelah semua siap, barulah menulis.
Tindakan menulis merupakan disiplin yang luhur dan menuntut kesabaran, ketabahan, serta tekad, dan usaha yang menuntut setiap penulis untuk menuliskan kembali cerita yang sudah selesai sampai berkali-kali. Hingga tulisan tersebut benar-benar baik. Dalam proses ini, ada keterkaitan antara membaca dan menulis. Kegiatan antara membaca dan menulis berjalan beriringan. Jika hendak belajar menulis dengan baik, bacalah tulisan-tulisan orang yang dapat menulis dengan baik pula. Bacalah hasil karya mereka dan temukan kerangka berpikirnya. Hal ini merupakan latihan untuk mempertajam dan mengembangkan kerangka berpikir kita, sehingga menjadi lebih tajam dan kreatif.
Dalam merumuskan sebuah tulisan, perlu diperhatikan untuk menulis satu atau dua halaman, baru disusul tulisan yang lain. Sesudah itu, kembangkan pemahaman secara menyeluruh dengan memperhatikan hal di bawah ini:
a. Menjawab pertanyaan pembaca
b. Menuliskan maksud penulis (mulai dengan definisi ringkas dari tujuan tulisan kita)
c. Visualisasikan (uraikan apa yang dilihat dengan menggambarkannya pada pikiran)
d. Menentukan batas waktu (mempersiapkan diri untuk menulis 15 menit tanpa henti. Jangan ragu-ragu sampai batas waktu yang ditentukan berakhir)

Untuk menjadi seorang penulis yang produktif diperlukan kerja keras dan ketekunan. Peenulis-penulis yang sukses adalah mereka yang secara tekun meluangkan waktunya untuk menulis, menjauhkan diri dari gangguan-gangguan kehidupan. Hal ini berarti dituntut adanya komitmen yang teratur dan terencana atas diri si penulis. Standardnya adalah dibutuhkan hasil, minimal setiap duduk ada sesuatu yang ditulis: satu kalimat cukup! Satu alinea lebih baik. Satu halaman berarti prestasi yang sangat baik. Lihatlah dengan cara ini, jika kita dapat menulis walaupun satu halaman saja dalam sehari, dalam satu tahun kita telah menuliskan 365 halaman, berarti bila dikumpulkan menjadi satu bisa menjadi sebuah buku buku yang indah dan besar. Ini adalah hasil karya anda. Akan tetapi persoalannya bukanlah berapa banyak yang ditulis setiap anda duduk, namun yang lebih bermakna dan terpenting adalah adanya kesabaran anda menambahkan sesuatu, atau bahkan menambahkan sebuah kata dalam cerita anda dan melakukannya kembali, dan menuliskan kembali sehingga semuanya selesai.
Tulisan yang terbaik sifatnya sederhana, jujur, dan langsung pada sasaran. Anda tidak perlu membayangkan diri anda seperti seorang penyair yang mengandalkan sedikit kata-kata yang berbunga-bunga. Ketika anda menceritakan sebuah kisah, cara terbaik untuk mengungkapkannya adalah hanya memberitahu orang lain, apa yang telah terjadi dan anda alami. Rakitlah kata-kata anda sehingga pembaca dengan cepat dapat memahaminya. Tulislah seolah-olah anda ingin berbicara, menceritakan serpihan-serpihan cerita. Jangan mengatakannya secara berulang-ulang atau mencoba seperti melawak. Buatlah satu pemikiran yang mengarah kepada pemikiran berikutnya. Jangan ragu-ragu untuk melakukan editing (menyunting), mencoret, menuliskannya kembali, dan mempertimbangkan kata-kata anda, sehingga cocok dengan kisah yang anda ceritakan.
Buatlah gambaran saat anda menulis. Buatlah kata-kata yang anda tulis menjadi semacam potret. Bayangkan sebuah peristiwa masa lalu anda, benar-benar memberikan sebuah imajinasi mental. Dengarkanlah apa yang dikatakan karakter-karakter itu. Ciumlah aromanya, dengarkan suara-suara dari peristiwa yang anda ingat itu. Sekarang tuliskanlah peristiwa itu sebagai citra gambar yang hidup dan yang akan anda sajikan kepada pembaca.
Tulislah seolah-olah hidup anda bergantung pada tulisan tersebut. Kehidupan anda mungkin tidak akan berubah satu partikel pun, sekalipun anda menulis atau tidak menuliskannya, tetapi orang lain yang membaca tulisan anda akan menilai kehidupan anda berdasarkan sejauh mana anda menulis ceritanya dengan baik. Kembangkanlah harga diri, kegembiraan, dan usaha untuk menuliskannya dengan hati-hati. Jangan habiskan waktu dengan perasaan kuatir mengenai apakah dapat melakukannya. Teruskan saja dan coba lagi.
Tulisan yang efektif adalah tulisan yang tepat-guna. Artinya tulisan itu harus dapat memenuhi kebutuhan pembacanya sekaligus memberikan informasi yang baru kepada pembacanya. Penulis menimbang kata yang digunakannya sesuai dengan kodratnya, memadukannya secara ekspresif. Penulis yang malas hanya menggunakan kata-kata yang klise, dengan harapan pembaca dapat langsung mengerti. Ia mengira bahwa kata-kata yang sudah lazim didengar dan diketahui oleh masyarakat akan segera memikat perhatian pembaca dan mereka pun memperoleh pemahaman.
Geraldine Henze, pengajar komunikasi di Sekolah Bisnis, Universitas California berkata: “Menulis merupakan suatu sarana untuk melakukan dua kemungkinan: Pertama: untuk menyusun pemikiran. Kedua, untuk berkomunikasi.”
Penulis yang malas akan menghasilkan tulisan yang tidak komunikatif. Sebagai seorang penulis, dia harus bergumul setiap hari dengan kata-kata dan memilih kata spesifik yang mampu memberi warna dalam tulisannya. Seorang penulis harus jujur kepada dirinya sendiri. Ia mencari ungkapan-ungkapan yang otentik dengan kata yang bervariasi, bukan dengan kata-kata klise atau berbunga-bunga. Dengan demikian berarti penulis harus memiliki kata-kata sendiri, yang khas dengan dirinya dalam berekspresi, sehingga kata-katanya menjadi kuat. (By: Tony Tedjo)

Tidak ada komentar: